pemiluindonesiaku.blogspot.com - JAKARTA, Partai Golkar yang dilanda perpecahan akhirnya bersatu untuk menghadapi pemilihan kepala daerah serentak tahun ini. Pengurus dari dua versi munas yang berbeda, Sabtu (11/7), menandatangani empat butir kesepakatan islah terbatas, yang mengatur tentang penjaringan dan penentuan bakal calon kepala daerah, serta pembentukan tim bersama.
Kesepakatan ditandatangani langsung Ketua Umum dan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar versi Munas Bali Aburizal Bakrie dan Idrus Marham bersama Ketua Umum dan Sekjen DPP Partai Golkar versi Munas Jakarta Agung Laksono dan Zainudin Amali, pada pertemuan di rumah dinas Wakil Presiden Jusuf Kalla, Sabtu siang. Disaksikan Jusuf Kalla, kedua pihak sepakat menyelesaikan persoalan politik di antara mereka.
Langkah politik kedua pengurus Partai Golkar tersebut sejalan dengan hasil rapat konsultasi antara DPR, Kementerian Dalam Negeri, Komisi Pemilihan Umum, dan Badan Pengawas Pemilu, Kamis lalu, yang merekomendasi agar Partai Golkar dan PPP yang memiliki kepengurusan ganda bisa mengikuti pilkada dengan syarat calon peserta pilkada harus diusulkan bersama- sama oleh pengurus ganda di partai itu.
Menurut Kalla, empat butir kesepakatan itu merupakan kelanjutan dari kesepakatan tahap pertama, 30 Mei lalu. Kedua pihak sepakat bahwa persoalan hukum dibiarkan terus berjalan, sementara dua pihak menyelesaikan dahulu persoalan politik.
"Setiap pihak sepakat untuk menyatukan sikap, pada dasarnya Partai Golkar sudah bersatu. Tinggal sekarang tanda tangan pengurusnya yang belum jadi satu. Setelah kesepakatan ini, mereka yang dicalonkan dari Partai Golkar semakin yakin, mereka resmi menjadi calon," kata Kalla saat memberi sambutan pada penandatanganan kesepakatan islah terbatas tersebut.
Disambut gembira
Agung Laksono menyatakan kegembiraannya melihat proses islah mulai mencapai tahap yang diharapkan. "Kami ingin mengedepankan persamaan, jika perbedaan yang dibahas, tidak akan selesai masalahnya," kata Agung.
Agung menyadari, kedua kubu yang berseberangan akan dihadapkan pada pemilihan satu pasang calon. Di sejumlah daerah kedua kubu memiliki calon yang sama, seperti yang terjadi di Cirebon. Namun, memang ada di beberapa daerah yang nama calonnya berbeda. "Ini yang tidak gampang, tetapi jika ada perbedaan biar tim bersama yang menyelesaikan," kata Agung.
Di tempat yang sama, Aburizal Bakrie juga mensyukuri kesepakatan itu. Ia menyatakan, kedua kubu memang memiliki perbedaan dalam menentukan nama pasangan calon. Namun, hal itu dapat diselesaikan dengan menggelar survei bersama.
Kesepakatan islah terbatas ini membuat situasi di internal partai menjadi lebih tenang. "Mudah-mudahan, setelah ini, September atau Oktober nanti, akan ada kepengurusan yang bersifat tetap. Sehingga saya atau Pak Agung yang akan memimpin Golkar, masih ada waktu menyiapkan pilkada serentak," katanya.
Di kalangan Partai Golkar, langkah islah terbatas tersebut dinilai sebagai jalan terbaik karena hal itu memastikan keikutsertaan Partai Golkar dalam pilkada serentak. "Namun, proses hukum memang tetap berjalan," ujar Juru Bicara Poros Muda Partai Golkar Andi Sinulingga.
Sumber: print.kompas.com 12 Juli 2105
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEMILU