Sebelas peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat menyampaikan visi dan misinya di Hotel Grand Sahid Jaya, Minggu (15/9/2013) |
pemiluindonesiaku.blogspot.com -
Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat tak ada habisnya menuai
kritik. Kali ini, konvensi dianggap sebagai ajang penyaluran ambisi
semata para tokoh untuk menjadi presiden. Ambisi itu pun dinilai tak
memperhitungkan rasionalitas berupa kemampuan Partai Demokrat meraup
suara untuk dapat mengusung calon presiden.
"Banyak tokoh yang tidak mengukur baju dan lupa pada cermin. Untuk bisa maju sebagai calon presiden, maka tidak ada jalan lain kecuali ikut konvensi. Mereka tampak kehilangan rasionalitas," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin (16/9/2013).
Padahal, kata Bambang, siapa pun saat ini mafhum bahwa perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 diperkirakan tak memadai. Berdasarkan hasil survei, kecil peluang bagi partai ini dapat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.
Selama Undang-Undang 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden belum diubah dan masih menjadi acuan untuk Pemilu Presiden 2014, syarat pencalonan adalah 25 persen suara sah pemilu legislatif atau 20 persen kursi di parlemen. Maka dari itu, papar Bambang, pada 2014 mendatang kemungkinan hanya akan ada tiga "jangkar" pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Ketiganya, sebut Bambang, adalah Partai Golkar dan koalisinya, PDI-P dengan koalisinya, dan Gerindra bersama gabungan partai-partai kecil yang tidak masuk dalam koalisi Partai Golkar ataupun PDI-P. "Kemungkinan besar hanya ada tiga pasangan capres dan cawapres," ungkap Bambang.
Bahkan, anggota Komisi III DPR itu menyatakan bahwa bukan tidak mungkin pula nantinya hanya akan ada dua "jangkar" yang mengusung dua pasangan calon. Dua "jangkar" itu, menurut dia, adalah Partai Golkar dengan koalisinya serta PDI-P dan Gerindra dengan sekutunya.
Bisa jadi pula, lanjut Bambang, dua "jangkar" itu adalah Golkar plus PDI-P, serta Gerindra plus PAN, PKB, Partai Demokrat, dan beberapa partai kecil lainnya. "Pertanyaannya kemudian adalah, di mana posisi capres pemenang konvensi? Wallahu A'lam (hanya Tuhan yang tahu)," ucap Bambang.
"Banyak tokoh yang tidak mengukur baju dan lupa pada cermin. Untuk bisa maju sebagai calon presiden, maka tidak ada jalan lain kecuali ikut konvensi. Mereka tampak kehilangan rasionalitas," ujar Wakil Bendahara Umum Partai Golkar Bambang Soesatyo di Jakarta, Senin (16/9/2013).
Padahal, kata Bambang, siapa pun saat ini mafhum bahwa perolehan suara Partai Demokrat pada Pemilu 2014 diperkirakan tak memadai. Berdasarkan hasil survei, kecil peluang bagi partai ini dapat mengusung calon presiden dan calon wakil presiden.
Selama Undang-Undang 42 tahun 2008 tentang Pemilu Presiden belum diubah dan masih menjadi acuan untuk Pemilu Presiden 2014, syarat pencalonan adalah 25 persen suara sah pemilu legislatif atau 20 persen kursi di parlemen. Maka dari itu, papar Bambang, pada 2014 mendatang kemungkinan hanya akan ada tiga "jangkar" pengusung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden.
Ketiganya, sebut Bambang, adalah Partai Golkar dan koalisinya, PDI-P dengan koalisinya, dan Gerindra bersama gabungan partai-partai kecil yang tidak masuk dalam koalisi Partai Golkar ataupun PDI-P. "Kemungkinan besar hanya ada tiga pasangan capres dan cawapres," ungkap Bambang.
Bahkan, anggota Komisi III DPR itu menyatakan bahwa bukan tidak mungkin pula nantinya hanya akan ada dua "jangkar" yang mengusung dua pasangan calon. Dua "jangkar" itu, menurut dia, adalah Partai Golkar dengan koalisinya serta PDI-P dan Gerindra dengan sekutunya.
Bisa jadi pula, lanjut Bambang, dua "jangkar" itu adalah Golkar plus PDI-P, serta Gerindra plus PAN, PKB, Partai Demokrat, dan beberapa partai kecil lainnya. "Pertanyaannya kemudian adalah, di mana posisi capres pemenang konvensi? Wallahu A'lam (hanya Tuhan yang tahu)," ucap Bambang.
Sumber:kompas.com - Senin, 16 Sep 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEMILU