pemiluindonesiaku.blogspot.com - Sikap DPR yang akhirnya menyetujui rencana kenaikan BBM dengan voting, nyata-nyata menyakiti perasaan rakyat. Pro kontra kenaikan BBM tidak dipertimbangkan dengan serius. Hasil survey Lembaga Survei Nasional (LSN), dimana sebanyak 86,1% responden menolak rencana pemerintah menaikkan harga BBM, 12,4% setuju dan 1,5% responden menyatakan tidak tahu, sama sekali tidak diperhitungkan.
Inilah morfologi asli dari Demokrasi. Keputusan sepenting apapun pada akhirnya bisa ditentukan oleh suara terbanyak. Secara otomatis pula suara terkecil wajib menerima keputusan suara terbanyak. “Jumlah kepala lebih penting dari isi kepala (pemikiran)”.
Sekalipun DPR dipilih langsung oleh rakyat, ternyata tidak secara otomatis akan menyuarakan keinginan dan harapan rakyat. Lebih sering malah kita saksikan anggota DPR lebih agresif membela partainya sendiri. Kepentingan partai melampaui keinginan rakyat.
Lebih menyakitkan lagi produk hukum DPR lebih banyak melahirkan UU yang pro terhadap kepentingan Korporasi asing, bersifat liberal dan monopolis. Sebut saja UU tentang Kelistrikan, UU tentang Air, UU ketenagakerjaan, dsb.
Jika seperti ini terus, masihkah kita akan percaya? Masihkah kita harus memilih?
Seperti diakui anggota DPR dari PDI-P “ Perjuangan ada dua, Intraparlemen dan Ekstraparlemen”… dan kenyataannya, sejarah negeri ini dan juga negara-negara lain “Perubahan” selalu terjadi melalui proses “Ekstraparlemen”. Mahasiswa sebagai Garda terdepan.. Ayo bergeraklah.. dengan tetap menunjukkan sikap intelektualitas dan moralitas…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEMILU