pemiluindonesiaku.blogspot.com - JAKARTA, Partisipasi publik dalam pemilu dan pemilihan kepada daerah belakangan ini terus menurun. Hal itu terjadi akibat kekecewaan masyarakat terhadap kinerja dan perilaku elite politik.
"Masyarakat semakin apatis karena kehilangan kepercayaan pada praktik demokrasi oleh para politisi yang jauh dari harapan," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Andrinof A Chaniago, di Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Menurut dia, partisipasi publik menurun terlihat dari keikutsertaan warga dalam pemilu dan pilkada yang terus menurun belakangan ini. Itu terjadi karena produk demokrasi rendah.
"Kerja dan perilaku partai dan politisi dianggap tak sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi masyarakat. Belum lagi marak perilaku menyimpang dari sejumlah politisi, seperti korupsi, masalah moral, atau kinerja rendah," katanya.
Kondisi ini berbahaya karena menurunkan legitimasi politik dari rakyat pada hasil demokrasi. Kekuatan masyarakat sebagai kelompok yang menekan partai dan politisi kian melemah. Tanpa kontrol, elite politik bakal berperilaku seenaknya dan bekerja asal-asalan.
Untuk memperbaiki keadaan, perlu kerja sama antara partai, Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemerintah, dan kelompok masyarakat sipil. Partai harus memperbaiki rekrutmen dan kualitas kerja untuk rakyat. KPU dan pemerintah memperkuat sosialisasi tentang hak pilih, makna pemilu, dan pentingnya memilih."Kelompok civil society juga hendaknya terus mengembangkan pendidikan pemilih," katanya.
"Masyarakat semakin apatis karena kehilangan kepercayaan pada praktik demokrasi oleh para politisi yang jauh dari harapan," kata pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Andrinof A Chaniago, di Jakarta, Jumat (26/4/2013).
Menurut dia, partisipasi publik menurun terlihat dari keikutsertaan warga dalam pemilu dan pilkada yang terus menurun belakangan ini. Itu terjadi karena produk demokrasi rendah.
"Kerja dan perilaku partai dan politisi dianggap tak sungguh-sungguh memperjuangkan aspirasi masyarakat. Belum lagi marak perilaku menyimpang dari sejumlah politisi, seperti korupsi, masalah moral, atau kinerja rendah," katanya.
Kondisi ini berbahaya karena menurunkan legitimasi politik dari rakyat pada hasil demokrasi. Kekuatan masyarakat sebagai kelompok yang menekan partai dan politisi kian melemah. Tanpa kontrol, elite politik bakal berperilaku seenaknya dan bekerja asal-asalan.
Untuk memperbaiki keadaan, perlu kerja sama antara partai, Komisi Pemilihan Umum (KPU), pemerintah, dan kelompok masyarakat sipil. Partai harus memperbaiki rekrutmen dan kualitas kerja untuk rakyat. KPU dan pemerintah memperkuat sosialisasi tentang hak pilih, makna pemilu, dan pentingnya memilih."Kelompok civil society juga hendaknya terus mengembangkan pendidikan pemilih," katanya.
Sumber: nasional.kompas.com - Sabtu, 27 April 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEMILU