pemiluindonesiaku.blogspot.com - Khofifah Indar Parawansa didaulat sebagai Menteri Sosial dalam Kabinet Kerja Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Penetapan ini diumumkan Joko Widodo di Istana Merdeka, Jakarta Pusat, Minggu (26/10/2014).
Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya, 19 Mei 1965. Sejak muda ia aktif pada kegiatan sosial dan aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan. Karena itulah, atas prestasi yang diraih, ia menerima beberapa penghargaan.
Ada penghargaan yang cukup kuat dalam ingatannya. Yaitu sebagai tokoh penggerak masyarakat yang pernah diperoleh dari Islamic fair of Indonesia tahun 2011/1433 H.
Khofifah memang aktif dalam layanannya lintas area. Misalnya ia pernah menyelenggarakan Training of Trainer bagi tokoh lintas agama dalam membangun perspektif multi kultur dan harmoni kehidupan antar umat beragama di berbagai propinsi. Antara lain di kota Makassar - Sulawesi Selatan, Ternate - Maluku Utara dan Ambon - Maluku.
Sebagai ketua umum Muslimat NU ia juga pernah menyelenggarakan Training Of Trainer bersama Badan nasional Penanggulangan terorisme dalam pembentukan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme di beberapa propinsi. Antara lain di Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Riau.
Hampir semua daerah yang mengalami konflik sosial ia datangi. Termasuk saat terjadi konflik di Ambon, Sampang, Aceh, Ternate, Bitung, Sambas, dan lain-lain. Berbagai program multi kultur tetap menjadi bagian dari nafas kehidupannya sebagai warga bangsa yang ber bhinneka tunggal ika.
Tak hanya itu, alumni Unair ini memang rajin keliling ke berbagai daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk mengajarkan program kecakapan hidup. Secara keseluruhan lebih dari 79 kabupaten yang telah di kelilingi untuk menyemai program pemberdayaan ekonomi melalui program kecakapan hidup, hususnya bagi kelompok yang telah selesai mengikuti program pemberantasan buta aksara.
Sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, ia secara terus menerus menyerukan kepada warga Muslimat NU dan warga masyarakat pada umumnya, di berbagai tempat dan kesempatan agar menjaga lingkungan hidup dan terus menanam. Tugas itu dilakukan dalam rangka menjalankan komitmen pelaksanaan Millenium Development Goals.
Gerakan menanam pohon di lingkungan jaringan Muslimat NU se-Indonesia telah mencapai 1.8 juta pohon tahun 2003-2007. Karena itu, tahun 2011, Khofifah mendapat penghargaan dari Menteri Kehutanan atas kontribusinya mengggerakkan warga Muslimat NU menanam pohon.
Dalam hal pemberdayaan ekonomi perempuan, sejak tahun 1996 Khofifah memiliki komitmen untuk keliling propinsi mengajak perempuan/Muslimat NU agar segera membangun koperasi. Terhitung selama tahun 1996-1997, ia telah keliling ke 16 propinsi untuk memediasi pembentukan koperasi.
Hasilnya, tahun 2008, Muslimat NU telah berhasil membentuk Induk Koperasi, dan Khofifah sebagai inisiator Koperasi An-Nisa’ mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM. Penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM juga diterima kembali pada tahun 2013. (tribunnews.com 26102014)
Khofifah Indar Parawansa lahir di Surabaya, 19 Mei 1965. Sejak muda ia aktif pada kegiatan sosial dan aktif di berbagai organisasi sosial kemasyarakatan. Karena itulah, atas prestasi yang diraih, ia menerima beberapa penghargaan.
Ada penghargaan yang cukup kuat dalam ingatannya. Yaitu sebagai tokoh penggerak masyarakat yang pernah diperoleh dari Islamic fair of Indonesia tahun 2011/1433 H.
Khofifah memang aktif dalam layanannya lintas area. Misalnya ia pernah menyelenggarakan Training of Trainer bagi tokoh lintas agama dalam membangun perspektif multi kultur dan harmoni kehidupan antar umat beragama di berbagai propinsi. Antara lain di kota Makassar - Sulawesi Selatan, Ternate - Maluku Utara dan Ambon - Maluku.
Sebagai ketua umum Muslimat NU ia juga pernah menyelenggarakan Training Of Trainer bersama Badan nasional Penanggulangan terorisme dalam pembentukan Forum Koordinasi Penanggulangan Terorisme di beberapa propinsi. Antara lain di Jawa Tengah, Lampung, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan dan Riau.
Hampir semua daerah yang mengalami konflik sosial ia datangi. Termasuk saat terjadi konflik di Ambon, Sampang, Aceh, Ternate, Bitung, Sambas, dan lain-lain. Berbagai program multi kultur tetap menjadi bagian dari nafas kehidupannya sebagai warga bangsa yang ber bhinneka tunggal ika.
Tak hanya itu, alumni Unair ini memang rajin keliling ke berbagai daerah tertinggal, terluar dan terpencil untuk mengajarkan program kecakapan hidup. Secara keseluruhan lebih dari 79 kabupaten yang telah di kelilingi untuk menyemai program pemberdayaan ekonomi melalui program kecakapan hidup, hususnya bagi kelompok yang telah selesai mengikuti program pemberantasan buta aksara.
Sebagai ketua umum Pimpinan Pusat Muslimat NU, ia secara terus menerus menyerukan kepada warga Muslimat NU dan warga masyarakat pada umumnya, di berbagai tempat dan kesempatan agar menjaga lingkungan hidup dan terus menanam. Tugas itu dilakukan dalam rangka menjalankan komitmen pelaksanaan Millenium Development Goals.
Gerakan menanam pohon di lingkungan jaringan Muslimat NU se-Indonesia telah mencapai 1.8 juta pohon tahun 2003-2007. Karena itu, tahun 2011, Khofifah mendapat penghargaan dari Menteri Kehutanan atas kontribusinya mengggerakkan warga Muslimat NU menanam pohon.
Dalam hal pemberdayaan ekonomi perempuan, sejak tahun 1996 Khofifah memiliki komitmen untuk keliling propinsi mengajak perempuan/Muslimat NU agar segera membangun koperasi. Terhitung selama tahun 1996-1997, ia telah keliling ke 16 propinsi untuk memediasi pembentukan koperasi.
Hasilnya, tahun 2008, Muslimat NU telah berhasil membentuk Induk Koperasi, dan Khofifah sebagai inisiator Koperasi An-Nisa’ mendapatkan penghargaan dari Menteri Koperasi dan UKM. Penghargaan dari Kementerian Koperasi dan UKM juga diterima kembali pada tahun 2013. (tribunnews.com 26102014)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
PEMILU