pemiluindonesiaku.blogspot.com -Jakarta - Deputi Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Veri Junaidi mengatakan peluang konflik pada Pemilu 2014 akan lebih besar dibanding pesta demokrasi lima tahun sebelumnya.
"Pemilu 2014 merupakan momentum pergantian Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dan potensi konflik lebih besar mengingat kompetisi akan lebih terbuka dibanding edisi sebelumnya," kata dia dalam diskusi di Media Center Badan Pengawas Pemilu, Jakarta, Jumat (26/7).
Bentuk konflik yang dia prediksikan seperti kecenderungan parpol yang kalah dalam pemungutan suara akan mempermasalahkan daftar pemilih.
"Akhirnya, pemungutan suara tahun depan akan menjadi ajang parpol untuk promosi partai dan kandidatnya. Jika mereka kalah maka akan mencari celah persoalan seperti daftar pemilih," kata dia.
Untuk itu, Veri sangat mengharapkan penyelenggara pemilu dapat mengurangi potensi pengusutan daftar pemilih oleh parpol.
"Daftar pemilih sangat potensial untuk dijadikan sebagai objek pengusutan sengketa pemilu jika penyelenggara pemilu tidak bertindak independen, mandiri, dan profesional," katanya.
Menurut dia, jika penyelenggara pemilu atau KPU tidak bertindak sesuai konstitusi maka setiap kesalahan mereka dapat menjadi ruang yang bisa dimanfaatkan parpol untuk diusut.
Pada bagian lain, Veri mengatakan kompetisi pada Pemilu 2014, termasuk pemilihan presiden, akan lebih menarik dibandingkan dengan pemilu sebelumnya.
Menurut dia, perbedaan mendasar Pemilu 2014 dengan Pemilu 2009 adalah saat itu calon presiden merupakan petahana sehingga hasil akhir sudah diprediksi dengan cermat sejak lama sebelum pemungutan suara diadakan. Sejumlah partai juga menyadarinya dengan lebih banyak mendekati calon petahana.
Sementara untuk Pemilu 2014 serangkaian hasil jajak pendapat lembaga survei menunjukkan tidak ada calon yang unggul secara telak, begitu juga dengan partai politik.
"Terlepas dari perihal konflik pemilu, saya pikir kompetisi pemilu akan lebih menarik karena peserta kompetisi beragam dan memiliki jarak suara yang sempit setelah SBY tidak bisa maju ikut Pilpres 2014," kata dia.
Dengan kata lain, semua peserta pemilu terutama partisipan pilpres akan berkesempatan sama dalam suksesi pemerintahan.
"Figur-figur berkesempatan sama dalam pilpres dan gesekan politik akan lebih memanas dari edisi sebelumnya," kata dia.
Ia mengatakan pada Pemilu 2009 figur Susilo Bambang Yudhoyono sangat populer di tengah masyarakat dan ruang "gesek" antarkontestan pemilu agak kurang. Sedangkan pada Pemilu 2014 nanti semua kontestan hampir memiliki peluang yang sama, sehingga "gesekan" antarkelompok bisa saja lebih banyak.
Penulis: /ARD
Sumber:ANT